Setiap hari, maskapai penerbangan komersial dari seluruh dunia menghamburkan setengah juta ton karbon dioksida ke udara. Akan tetapi, kini ada secercah harapan. Sekelompok peneliti asal Swiss mengembangkan teknologi penerbangan sambil menjaga langit tetap bersih.
Solar Impulse, pesawat terbang bertenaga matahari yang dibuat tim peneliti itu sanggup terbang dari landasan dan tidak mendarat hingga lebih dari satu hari. Pesawat tenaga matahari tanpa awak memang sudah hadir sejak sekitar tahun 1980-an.
Akan tetapi, penerbangan yang Solar Impulse jalani dilakukan sambil mengangkut seorang pilot, yakni Andre Borschberg, salah satu pimpinan proyek penelitian tersebut.
Penerbangan itu, seperti diberitakan Discovermagazine, 20 Desember 2010, dimungkinkan setelah peneliti memasang 12 ribu sel photovoltaic di ekor pesawat dan di sayap yang panjangnya mencapai 64 meter. Sel photovoltaic itu mengirimkan energi ekstra ke baterai di siang hari dan ternyata sanggup memasok daya bagi empat baling-baling yang ada untuk tetap bekerja di malam hari.
Secara total, Borschberg berhasil menerbangkan pesawat bertenaga mataharinya itu selama 26 jam 9 menit non stop tanpa sedikitpun menggunakan bahan bakar minyak.
Ini adalah pesawat pertama yang terbang dengan bahan bakar energi matahari sekaligus menjadi penerbangan terlama sepanjang sejarah.
Ketua tim penerbangan, Bertrand Piccard mengatakan suksesnya penerbangan 26 jam menggunakan energi matahari ini menunjukkan adanya potensi energi terbarukan dan teknologi bersih. Piccard adalah orang pertama yang melakukan penerbangan nonstop keliling dunia menggunakan balon udara selama lebih dari satu dasawarsa pada 1999.
Meski demikian, saat ini teknologi pesawat bertenaga matahari belum dapat menggantikan pesawat jet komersial.
Sebagai informasi, Solar Impulse hanya mampu terbang dengan kecepatan rata-rata 24 mil per jam atau sekitar 38 kilometer per jam. Kecepatan terbang ini kurang lebih sama dengan kecepatan maksimal lari manusia.
Chief Executive Officer (CEO) Solar Impulse, Andre Borschberg yang langsung turun tangan dalam proyek itu hampir tak percaya dia telah mengendarai pesawat berbahan bakar energi matahari. “Sulit dipercaya, ini sukses yang lebih baik dari yang kami harapkan,” katanya.
Borschberg adalah mantan pilot angkatan udara Swiss yang memiliki jam terbang selama 40 tahun. Dia kembali menekuni keahliannya itu di dalam kokpit Solar Impulse yang terbang dari pangkalan udara Payerne di distrik barat laut Vaud, Rabu pagi. Pesawat itu segaja lepas landas sebelum pukul 7 pagi agar dapat menangkap sebanyak mungkin cahaya matahari ketika terbang melayang di atas pegunungan Jura di sebelah barat Alpen, Swiss.
Ketika matahari terbenam, para teknisi berharap baterai pesawat itu telah terisi penuh energi dari 12.000 sel surya yang terpasang di tubuh dan sayap Solar Impulse. Tenaga yang tersimpan dalam baterai itu dapat menjaga keempat mesin pesawat menyala sepanjang malam. Baterai itu akan terisi kembali pada saat matahari terbit.
Kini Solar Impulse sedang merancang prototipe pesawat berikutnya yang diharapkan mampu melakukan penerbangan melintasi lautan Atlantik dan keliling dunia pada 2012.
Dana yang dihabiskan untuk proyek pesawat bertenaga surya ini sebesar 100 juta franc Swiss (sekitar US$ 95 juta). Beberapa perusahaan yang ikut urunan dalam proyek tersebut yakni perusahaan kimia dari Belgia Solvay SA, pembuat jam tangan Omega Swiss, bagian dari grup Swatch, dan perbankan raksasa Jerman Deutsche Bank.
sumber: adipedia.com
Baca selengkapnya »